Pages

Soepomo. Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Pages - Menu

Selasa, 03 Mei 2016

Cara Membuat cerpen dan contoh

Buku Teknik Cerpen dan contoh


PENGERTIAN CERITA PENDEK
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Cerpen adalah cerita pendek, jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek. Atau definisi cerpen yang lainnya yaitu merupakan karangan fiktif yang isinya sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh sja. Maksud dari cerita pendek disini ialah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman. Selain itu, cerpen hanya memberikan kesan tunggal yang demikian dan memusatkan diri pada satu tokoh dan satu situasi saja.
Pengertian Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).
Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Menurut menurut, H.B. Jassin Sang Paus Sastra Indonesiamengatakan bahwa: yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, & penyelesaian.
Sedangkan menurut, A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa: yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, & adanya satu kesan.
Dan menurut, Aoh. KH, mendefinisikan bahwa: cerpen adalah salah satu ragam fiksi / cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

Berikut ini pengertian cerpen menurut beberapa ahli
Inilah beberapa Pengertian cerpen menurut para ahli, dapat kamu baca dibawah ini:
Pengertian Cerpen

Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Berikut pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang cerpen.
  1. Sumardjo dan Saini
Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.
  1. Menurut KBBI
Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
  1. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan
Cerpen atau cerita pendek yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada dirinya sendiri.
  1. Hendy
Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang mengandung kisahan tungal.
  1. Aoh. K.H
Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa disebut juga dengan kisahan prosa pendek.
  1. J.S. Badudu
Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta terfokus pada satu peristiwa saja.
  1. H. B. Jassin
Menurut pendapat H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.













ASAL USUL CERPEN

Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama. Adapun irama tersebut berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.

Cerita-cerita pendek modern

Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (1824–1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar No. 6" karya Anton Chekhov.
Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The Atlantic Monthly, Scribner's, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya.
Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.
Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog.


















STRUKTUR CERPEN
Struktur teks cerpen dintaranya ada 6 (enam) bagian yaitu:

Struktur Cerpen
Dalam pembuatan cerpen kita juga harus mengetahui tentang kerangka atau struktur dari sebuah cerpen. Adapun struktur cerpen itu sendiri  terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi dan koda. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas kerangka tersebut satu persatu:
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak juga bisa disebut sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang mana dalam sebuah cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.
2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu yang ada dalam cerita tersebut. Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat, suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian dan tokoh yang berbeda-beda.
3. Komplikasi
Komplikasi merupakan rangkaian kejadian-kejadian yang berhubungan dan ber risikan tentang sebab akibat kejadian sebuah cerita. Dalam struktur ini kamu bisa menentukan watak atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur dari konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah pada titik klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran penyelesaian dari konflik tersebut. Struktur ini merupakan struktur yang sangat penting. Karena struktur ini sangat menetukan menarik tidaknya suatu cerita. Dalam struktur ini penulis dapat menyajikan konflik-konflik yang mampu mebuat hati pembaca terbawa suasana. Sehingga pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam cerita ini.
5. Resolusi
Resolusi merupakan penyelesaian dari evaluasi. Biasanya resolusi sangat dinanti-nati oleh pembaca, karena pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai permasalahan yang dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.
6. Koda
Koda ialah nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita. Koda merupaka hikmah yang terkandung dalam cerita. Koda biasanya dapat diketaui setelah pembaca semua cerita dalam cerpen yakni dari permulaan hingga ahir dari cerita. Koda dapat berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.







CIRI-CIRI CERPEN

Ciri-Ciri Cerpen

Ciri-Ciri Cerpen
  1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
  2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
  3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
  4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
  5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik hingga pada tahap penyelesainnya.
  6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
  7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
  8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
  9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
  10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat






UNSUR-UNSUR CERPEN
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
Unsur intrinsik cerpen
A. Tema
Gagasan pokok yang mendasari dari sebuah cerita. Tema-tema pada umumnya yang terdapat dalam sebuah cerita biasanya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) dan tidak langsung, dimana si pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri (tersirat).
B. Alur (Plot)
Jalan dari cerita sebuah karya sastra. Secara garis besarnya urutan tahapan alur dalam sebuah cerita antara antara lain: perkenalan > mucul konflik atau permasalahan > peningkatan konflik – puncak konflik atau klimaks > penurunan konflik > penyelesaian.
C. Setting atau latar
Kalau setting sangat berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah cerita tersebut.
D. Tokoh Atau Pelaku
Yaitu pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai watak , sikap, sifat dan juga kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan atau karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita), antagonis (lawan dari tokoh utama atau protagonis) dan tokoh figuran  (tokoh pendukung untuk cerita).
E. Penokohan (perwatakan)
Pemberian sifat pada tokoh atau pelaku cerita. Sifat yang telah diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap sesuatu. Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya:
Metode analitik adalah metode penokohan yang memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misalnya seperti: penakut, sombong, pemalu, pemarah, keras kepala, dll.
Metode dramatik adalah suatu metode penokohan secara tidak langsung memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh melalui: Penggambaran fisik (Misalnya berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit, dll), penggambaran melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain, Teknik reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).
F. Sudut Pandang (Point of View)
Adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang  “aku”), sudut pandang peninjau (orang ke-3), dan sudut pandang campuran. Sudut pandang sama juga dengan kata ganti orang. Secara umum, sudut pandang atau kata ganti orang dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kata ganti orang pertama (orang yang berbicara):
  • Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “aku , saya” dll.
  • Jamak, yaitu ditandai oleh “kata kami dan kita”.
2. Kata ganti orang kedua (orang yang dibicarakan)
  • Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “kamu, engkau, saudara, ada, bapak,” dll.
  • Jamak, yaitu ditandai oleh kata “kalian”.
3. Kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan)
  • Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “Ia, dia, beliau,” dll.
  • Jamak, taitu ditandai oleh kata “mereka”.
G. Amanat atau pesan
Yaitu amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya.
Unsur ekstrinsik cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membentuk yang terdapat di luar cerpen itu sendiri(unsur yang berada di luar karya sastra). Unsur-unsur ekstrinsik dari cerpen tidak bisa terlepas dari keadaan masyarakat saat diman cerpen itu dibuat oleh si penulis. Unsur ini sangat memiliki banyak pengaruh pada penyajian amanat maupun latar belakang dari cerpen itu sendiri. Dibawah ini akan unsur ekstrinsik dari cerpen diantaranya:
A. Latar belakang masyarakat
Yaitu pengaruh dari kondisi latar belakang masyarakat sangat lah berpengaruh besar terhadap terbentuknya sebuah cerita khususnya cerpen. Pemahaman itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik negara, kondisi sosial masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.
B. Latar belakang pengarang
Ini bisa meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan yang sebelumnya. Latar belakang pengarang biasanya terdiri dari:
  • Biografi, Ini berisikan mengenai riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan.
  • Kondisi psikologis, ini berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau keadaan yang mengharuskan seorang pengarang menulis cerita atau cerpen.
  • Aliran Sastra, seorang penulis pastinya akan mengikuti aliran sastra tertentu. Ini sangatlah berpengaruh pada gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.
















UKURAN CERPEN

Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematik. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe "The Philosophy of Composition" pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata.
Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel.














GENRE CERPEN

Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa lirik dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.



















FUNGSI SASTRA DALAM CERPEN
Fungsi sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :
  1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
  2. Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  3. Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
  4. Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
  5. Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.













CONTOH CERPEN
1.      Perjuangan

Cerpen Karangan:
Tita Larasati Tjoa
“Jadilah gadis yang optimis, jangan pesimis. Yakin kamu bisa!” Jasmine terus menyemangati sahabatnya, Vanny.
Vanny, ialah gadis berbakat dalam bidang matematika yang saat ini sedang di karantina mewakili sekolah mengikuti olimpiade matematika tingkat SD, senasional. Setiap hari, Jasmine mendoakan dan menyemangati Vanny yang sedang bekerja keras membanggakan sekolah dan provinsi. Vanny tersenyum dan akan memeras otak demi orang yang disayang dan dicintanya, banyak pelajaran yang susah baginya. Namun, ia tak pernah berputus asa.
“Jumlah angka…” Di tengah malam, Vanny sedang belajar, tiba-tiba dering SMS terdengar.
“Oh Dari Jasmine,” Vanny tersenyum melihat SMS Jasmine, yang isinya, “Hei sahabatku, kamu sedang apa? Maaf aku men-SMS kamu di tengah malam. Semangat ya, 2 minggu lagi sudah lomba. Teruslah bekerja keras, kami di sini mendoakanmu!” Vanny membalasnya dengan penuh keceriaan walau kantuk menyerangnya. Akhirnya, Vanny pun tertidur pulas karena lelah belajar, ya itulah keseharian Vanny setiap hari.
“Hoaahh…” Vanny menguap kencang, ia segera mengambil wudu dan melaksanakan salat tahajud. Dipegangnya tasbih dan berdoa agar dapat membanggakan nama provinsinya, terutama Jasmine.
“Hari ini hari Rabu, 1194 hari lagi adalah hari… 1194 bagi 7.. 170 sisa 4. Rabu ditambah 4 hari…. Hari Minggu! Mmm… jumlah dari 1 tambah 2 tambah 3 sampai 61 adalah…. 62 bagi 2 31 dikali 61 jadi…. 1891!” Vanny tersenyum puas mengerjakan bekal yang dibawanya sebulan lalu. Menit demi menit berlalu, dengan khusyuk Vanny mengerjakan soalnya dengan tepat walau lambat. Tetes-tetes keringat mengalir di wajahnya, walau begitu Vanny tetap bersemangat, kerjanya di sana hanya berdoa, SMS-an dengan Jasmine, belajar, belajar, dan belajar!
“Vanny ingat besok sudah lomba, ingat ya kamu harus optimis jangan pesimis, terus vitaminnya diminum tuh. Jangan lupa berdoa ya besok! Pagi-pagi kamu harus belajar lagi ya! Sekarang sudah mandi belum? Eh iya, kamu sudah makan belum? Nanti sakit loh… Kalau sakit gak bisa lomba, kalau gak bisa lomba gak bisa menang, kalau gak menang gak bisa disambut sama pak gubernur loh. Mmm… semua sudah disiapkan kan? Pensil, penghapus, pena, tipe-x, sama penggaris sudah dibawa kan? Besok tulisannya dicek lagi yang rapi dan jelas ya… Bla bla bla…”
Hari itu, karantina belajar diliburkan seharian Jasmine menelepon Vanny, Vanny mendengarkan sambil belajar. Panjang lebar Jasmine bicara, tiba-tiba sambungan terputus dan Vanny tak menyadarinya. “Vanny, maaf kemarin pulsaku habis dan sudah diisi kok, eh kamu sudah salat belum. Lagi apa?” Jasmine kembali menelepon Vanny yang sedang memastikan barang yang akan dibawanya nanti.
“Waalaikumsalam….”
“Hehe maaf, kamu semangat ya lombanya!”
“Iya, doakan aku biar dapat juara,”
“Sip sekarang kamu lagi apa?”
“Lagi mau nyiapin barang terus belajar,”
“Salat sudah belum?”
“Sudah,”
“Ohh… Vitamin sudah diminum,”
“Sudah kok,”
“Kalau makan?”
“Belum sih…”
“Makan gih nanti gak ada energi sama gak bisa berpikir loh. Kalau gak bisa berpikir banyak yang kosong sama salah, terus nanti gak bisa menang. Kalau gak bisa menang kami bakal kecewa, kamu kan sudah bilang gak bakal kecewain kami. Terus nanti gak bisa ketemu sama pak gubernur,” Mulut Jasmine menyerocos panjang lebar tak henti-henti. “Iya deh bos…”
Lomba telah dimulai, detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, jam demi jam berlalu. Sudah 3 jam Vanny lewati untuk mengerjakan soal soal itu. Dengan tenang dan khusyuk Vanny mengerjakan. Tak ada terdengar suara berisik di dalam ruangan besar itu. Sampai akhirnya, waktu pun habis. Pengumumannya adalah besok. Hari itu juga, banyak yang BBM, SMS, MMS, telepon, FB, IG, Twitter, Wetalk, Line, dan SOSMED lainnya menghubungi Vanny. Satu per satu Vanny menanggapinya, dengan kesabaran yang luar biasa.
“Sepertinya, mereka mengharapkanku agar menjadi juara. Kalau aku tak menjadi juara, mereka pasti akan kecewa. Oh ya Allah berikanlah jalan yang tepat untukku…” Malam itu, Vanny memandangi langit yang dipenuhi bintang kerlap kerlip, ia tersenyum membaca doa tidur dan tersenyum.
“Medali perunggu … Bla bla bla yang mendapat medali emas bla bla bla bla bla bla bla bla…” MC hanya berbicara panjang lebar menatap sebuah kertas sampai akhirnya terdengar nama Vania Sarasati, nama panjang Vanny. Tak peduli ia mendapat medali apa, ia langsung maju ke depan panggung.
Perasaan bangga dan haru ada di hati Vanny, ia berhasil mendapat medali emas dengan nilai tertinggi. Tak sia-sia perjuangannya bisa mendapat juara selama ini. Sudah 2 tahun ia belajar bersungguh-sungguh hanya karena itu. Semua bersorak riang menyelamati Vanny. Semua bertepuk tangan dengan meriah tersenyum bangga. Vanny hanya bisa diam dan tersenyum, saat pulang Vanny disambut banyak orang. Seperti di sana, semua menyelamati satu per satu Vanny tanggapi dengan diam.
Cerpen Karangan: Tita Larasati Tjoa

2.        Jadilah Seperti Si Kelinci
Cerpen Karangan:
Zilvani Aprianti

Dahulu kala, di hutan yang jauh dari kehidupan manusia, hiduplah beberapa hewan. Dimana mereka saling membutuhkan satu sama lain, saling bekerja sama, dan mereka menganggap seperti keluarga walaupun berbeda jenis. Elin, adalah seekor kelinci betina. Ia sudah tidak memiliki orangtua sewaktu dia menatap dunia ini, tak ada yang tahu ke mana orangtuanya pergi, apakah mati? Entahlah. Bahkan dia tidak tahu orangtuanya siapa.
Elin adalah sosok yang sangat baik, suka menolong, dan ramah. Setiap hewan yang ingin meminta bantuan kepadanya, ia tidak sungkan untuk membantu. Tetapi, takdir kehidupan tidak sesuai dengan kebaikannya. Elin memiliki salah satu kaki yang tidak sempurna seperti kelinci pada umumnya. Dulu, saat dia masih teramat kecil, ia pernah tertangkap oleh pemburu, saat itu kakinya yang satu dipotong si pemburu karena dia ingin dimasak. Semudah membalikkan telapak tangan, Tuhan memang baik dan amat sangat baik. Elin sempat melarikan diri saat pemburu tersebut pergi meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu, dan Elin memanfaatkan waktu itu untuk melarikan diri, kakinya yang satu pada saat itu bercucuran darah, dan dia lari ke tempat yang aman sekuat tenaganya walaupun dalam keadaan sakit. Haha, kelinci kecil yang hebat.
Tak jarang, jika ada beberapa hewan yang iseng dan suka mengejek, Elin terkadang mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan itu. Elin selalu sedih, jika ada hewan yang menghina dan mengejeknya. Tetapi itu bukan salah satu alasan untuk Elin berhenti menjalani hidup ini, karena menurut Elin kekurangan adalah semangat hidupnya. Dan dia tidak mempedulikan apa kata hewan lain tentang kekurangannya. Tono, seekor tupai jantan. Tono adalah salah satu hewan yang suka sekali mengejek, menghina, bahkan suka usil kepada Elin. Walaupun begitu, kebaikan Elin kepada Tono tidak pernah luntur. Di saat Tono mengejek atau usil kepadanya, Elin hanya diam. Dan di saat Tono meminta bantuan ke Elin, Elin selalu membantu. Pada suatu hari, Tono sedang duduk di bawah pohon di sekitar sungai dan ia merasa bosan, karena tidak ada hal yang asyik untuk dilakukannya. Tiba-tiba, ia melihat Elin dari kejauhan, timbul pikiran jahat si Tono untuk mengerjai si Elin, dan Tono mulai menyusun akal bulusnya.
“Aaaaa.. Nnggg… Hikss hikss.. hmm..” Tono menangis dengan sangat kencang, terdengar oleh si Elin, dan Elin menghampirinya.
“Hei Tono, kenapa kau bersedih?” tanya Elin, penasaran.
“Ngg.. Hikss.. Bis.. sa kah k..kau me..membantuku Elin?” ucap Tono sambil menangis.
“Ya! Tentu saja. Kau mau aku bantu apa?” ucap Elin.
“Bi-bisa kah k..kau meng..ambilkan bajuku y-yang ja tuh di..p-pinggiran sungai i-itu? Aku takuut a.. air,” jawab Tono dengan raut muka yang sedih.
“Tapi kan, danau itu penuh dengan buaya? Bagaimana bisa aku turun ke sana?”
“Kau tak bi..sa membantuku? I.. itu.. adalah baju pemberian Ibuku.” jawab Tono. Tangisan Tono sekarang semakin kencang, meyakinkan Elin supaya Elin kasihan kepadanya. Elin pun masuk ke perangkap Tono.
“Hmm, baiklah. Akan aku ambilkan bajumu. Aku akan turun ke bawah, tunggu sebentar ya!” ucap Elin, Elin tak kuasa melihat kesedihan Tono dan dia pun turun ke bawah untuk mengambilkan baju Tono yang jatuh di pinggiran sungai, walaupun Elin tahu di sungai itu banyak sekali buaya-buaya ganas yang sedang lapar, tetapi Elin seakan tidak mempedulikan bahaya yang akan mengancam dirinya. Tono pun tertawa jahat.
Saat Elin sudah berada di bawah pinggiran sungai, dia sedang berusaha untuk mengambil baju milik Tono yang saat itu bajunya sangat jauh dari jangkauan tangan Elin. Dari belakang, Tono diam-diam menghampiri Elin, dan tak lama.. Byuuaarr!!?! Tono mendorong Elin ke sungai, Tono tertawa jahat seakan tidak merasa berdosa. Sementara itu Elin yang berteriak minta tolong, terdengar oleh hewan-hewan yang lain. Kemudian, datanglah beberapa buaya ganas yang sedang lapar ke permukaan sungai dan semakin mendekati Elin. Tono yang melihat buaya itu, berharap Elin akan dimakan oleh si buaya. Tak sesuai dengan harapan, buaya tersebut malah menyelamatkan Elin dan buaya lainnya menangkap si Tono. Tak lama kemudian, datanglah beberapa hewan yang mendengar teriakan Elin tadi, yaitu gajah, jerapah, harimau, sapi, dan monyet. Mereka adalah sahabat baiknya si Elin.
“Elin.. Apakah kau baik-baik saja?” tanya sapi.
“Y.. ya, aku baik-baik saja,” jawab Elin.
“Hei Tono, kau kira kami akan memakan Elin? Hahaha, engkaulah yang akan kami makan,” jawab si buaya.
“Hei, ampunilah aku. Aku memang bersalah. Tolooong, jangan makan aku buaya! Elin, bilang kepadanya, selamatkan aku!” ucap Tono.
Elin yang melihat Tono, merasa kasihan.
“Hei buaya, lepaskanlah dia,” ucap Elin.
“Tapi dia sudah mencelakaimu!” ucap buaya.
“Tidak apa, kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan,” jawab Elin sambil tersenyum.
“Terima kasih Elin atas kebaikanmu, aku tidak akan mengulanginya, aku janji,” ucap Tono.
“Iya, baiklah. Baguslah kalau memang begitu.” jawab Elin.
Dan mereka pun sekarang hidup tenang dan damai.
SELESAI
Cerpen Karangan: Zilvani Aprianti

3.      Si Pahit Lidah (Rawa Batu Menangis)

Cerpen Karangan:
Nabilah
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang Raja dengan Permaisuri-nya yang dikaruniai seorang putri yang sangat cantik nan anggun, rambutnya selalu terurai hitam panjang, sang Putri sangat suka mengenakan bando dari rangkain bunga. Setiap hari ia selalu membuatnya sendiri terkadang pula ketika sang Putri sedang sibuk, dayang-dayangnya yang merangkaikan bunga-bunga itu menjadi bando.
Pada suatu hari sang Putri mendengar kabar tentang seorang Ratu di negeri seberang yang melangsungkan acara pernikahannya dengan mengenakan rangkaian bunga teratai ungu yang dipadukan dengan bunga anggrek ungu yang dikenakan di kepalanya. Sang putri pun tertarik dengan rangkaian bunga Ratu di negeri seberang itu. Raja yang selalu memanjakan putrinya itu pun tak kuasa menolak permintaan putri tunggalnya itu. Raja pun dengan sendirinya datang ke negeri seberang menemui sang Ratu yang baru kemarin melangsungkan pernikahan itu. Sayangnya sang Ratu menolak memberikan rangkaian bunga itu meskipun Raja bersedia membayar berapa pun yang Ratu minta.
“Maafkan saya Raja, saya tahu putrimu sangat suka dengan rangkain bunga, seperti apa pun rangkain bunga yang putrimu minta akan ku berikan khusus padanya. Tapi tidak untuk yang satu ini,” ujar Ratu. “Saya bisa mengerti, lagi pula rangkaian bunga itu yang engkau kenakan di pernikahanmu tentunya sangat berharga bagimu,” jawab Raja.
“Selain karena itu, engkau tentu tahu bunga-bunga ini sangat sulit didapat. Aku pun mendapatkan dari seorang pengembara, ia datang kemari 3 hari sebelum pernikahanku. Dia kelaparan, aku memberinya sedikit makanan dan bekal untuknya kembali mengembara, namun ia kembali datang ke istana pada dini hari di hari pernikahanku, ia memberiku rangkaian bunga ini dan berpesan ini khusus untukku.” ucap Ratu.
“Siapa pengembara itu?” tanya Raja.
“Dia tidak menyebutkan namanya, tapi yang ku tahu ia punya sembrani, tentu raja tahu bukan, tidak sembarang orang bisa mengendalikan sembrani,” ujar Ratu.
“Baiklah Ratu terima kasih, maaf telah mengganggu,” ucap Raja.
Raja pun kembali ke istananya dan menyampaikan kepada sang Putri apa yang Ratu katakan, namun sang putri tetap tidak mau tahu ia hanya mau rangkaian bunga itu. Permaisuri pun mengusulkan agar mengadakan sayembara dengan imbalan akan dikabulkan satu permintaan sang pemenang sayembara. Raja pun menyetujuinya dan yang akan menilai rangkaian bunga itu adalah sang Putri sendiri. Hingga 3 bulan, belum ada seorang pun yang memenangkan sayembara itu. Sang Putri pun murung dan tak mau makan. Hingga suatu hari datang seorang pengembara dengan menuntun kuda sembraninya ke istana. Ia seorang pemuda tampan dengan pedang di punggungnya, ia menjadi pusat perhatian. Sang Raja pun mempersilahkan si pengembara itu memasuki istananya, Raja menjamunya dengan baik.
Sang Pengembara pun menjelaskan maksud kedatangannya untuk mengikuti sayembara. Raja pun memanggil sang Putri yang mengurung diri di kamar. Sang Pengembara pun tercengang melihat sang Putri yang sedang melangkah menghampirinya di salembo. Sejenak sang Putri melirik ke arah sang Pengembara yang sedari tadi duduk menatapnya. Raja pun menyampaikan pada sang Putri maksud ia memanggilnya.
“Benarkah Ayah, mana bunga itu?” tanya Putri.
“Kau tanyakanlah sendiri pada pemuda yang ada di hadapanmu sekarang putriku,” ujar Raja.
“Tuan, mana bungamu?” tanya Putri.
“Sesuai janjimu kan putri, kau akan mengabulkan satu permintaan bagi pemenang sayembara,” ucap Pengembara.
“Tentu saja tuan pengembara.” jawab Putri. Sang Pengembara pun memberikan rangkaian bunga yang bahkan lebih indah dari bunga milik sang Ratu di negeri seberang itu. Sang Putri pun langsung menerima bunga itu. Wajahnya nampak semakin cantik dengan rangkaian bunga itu yang langsung ia kenakan di kepalanya.
“Ini indah sekali, bahkan lebih indah dari milik sang Ratu,” ujar Putri.
“Ini lebih dari istimewa untukmu tuan Putri,” jawab Pengembara.
“Apa permintaanmu tuan?” tanya Putri.
“Aku ingin meminangmu tuan Putri,” jawab Pengembara.
“Apa?! lancang sekali kau, kau pikir kau siapa beraninya meminangku?” ucap Putri.
Mendengar kalimat sang Putri, si pengembara pun mulai agak marah, sang penasihat yang melihat raut wajah sang pengembara dari sebwrang salembo pun segera menghampiri Raja dan Permaisuri dan membisikkan sesuatu tentang si pengembara itu.
“Putriku, kau tidak boleh seperti itu,” ucap Permaisuri.
“Kau harus menepati janjimu, itu permintaannya, ayolah putriku,” bujuk Raja.
“Tidak Ayahanda, Ibunda, aku tidak mau menikah dengan kaum seperti dia, menjijikkan!” ucap Putri.
“Tajam sekali ucapanmu Putri, sombong!” ucap pengembara.
“Putriku, jangan buat dia marah!” ucap Permaisuri. “Harusnya kau sadar diri, kau bukan pangeran ataupun keluarga dari bangsawan sedangkan aku? aku adalah sang putri!” ujar Putri.
“Wajahmu cantik putri, tapi sayang ucapanmu tajam seperti duri, hatimu pun sekeras batu, kau tak mau peduli dengan kaum sepertiku. Kau tak pantas menjadi pemimpin negeri ini.” ucap Pengembara. Sang Putri pun hanya memalingkan wajah. “Dasar batu!” ucap Pengembara. Sang Pengembara pun berlalu pergi, tiba-tiba cuaca menjadi sangat mendung, petir pun menggelegar habat dan sang Putri perlahan tubuhnya mulai tidak bisa digerakan dan membatu.
“Ayahanda, ibunda… apa yang terjadi padaku?” ucap Putri.
“Putriku..” ucap Raja dan Permaisuri.
Sang putri akhirnya berubah menjadi patung batu akibat kutukan si pengembara itu. Patung tuan Putri itu selalu mengeluarkan air dari matanya seperti seseorang yang menangis. Halaman di sekitar salembo pun menjadi banjir dan rangkaian bunga yang dikenakan sang Putri tumbuh subur semakin banyak. Karena volume air semakin banyak akhirnya menjelma menjadi rawa dan dijuluki, “Rawa Batu Menangis”
SELESAI
Cerpen Karangan: Nabilah




4.             Petualangan Fantastis
Cerpen Karangan:
M. Rifan Iklasul A
Jakarta, 11 november 2011. Aku rona aku hanyalah anak berkacamata berumur 14 tahun. Tahun ini, keluarga aku memutuskan untuk pergi liburan ke luar kota, tetapi keluarga aku belum memutuskan untuk pergi ke mana. Saat ayah mencari destinasi liburan di internet, ayah menemukan destinasi liburan yang tepat yaitu, di sebuah pulau di daerah lombok yang memiliki hutan lebat, flora fauna yang cantik-cantik dan indah-indah. Keluarga aku memutuskan untuk liburan di sana. Di sana kami menginap di resort di pulau itu, kira ku pulau itu kecil tapi pulau itu besar sekali. Keesokan harinya saat pagi hari, hari pertama saat liburan, kami memutuskan untuk pergi ke pantai. Sesampai di pantai itu banyak anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, remaja-remaja bermain-main sangat ceria. Tapi aku sangat malas untuk bermain-main di pantai akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan di daerah sekitar.
“Jangan jauh-jauh ya Nak,” kata ibuku.
Aku berkata, “Oke Bu.”
Ternyata berjalan-jalan di sekitar pantai enak juga menikmati hembusan angin yang sejuk, burung berkicau-kicau dengan ceria sungguh nikmat. Sampai akhirnya suasana itu berakhir sesampai aku melihat sebuah pintu yang besar menutupi sebuah gua. Pintu itu dipaku tiga batang kayu dan pintu itu bertulis, “Dilarang masuk!” kata-kata itu membuat hatiku penasaran hingga akhirnya aku membuka kayu-kayu itu dan pintunya.
Saat aku masuk aku menemukan tulang belulang hewan-hewan besar seperti tulang dinosaurus aku juga menemukan tulang harimau besar dengan taring yang besar dalam benakku aku berkata, “Wah tulang ini seperti tulang harimau saber tooth!” akhirnya gua itu berakhir dengan sebuah tombol merah, aku penasaran dan akhirnya keluarlah sebuah portal yang menghisapku untuk masuk, aku ketakutan histeris dan akhirnya aku masuk ke portal itu sambil berteriak, “Aaaaaa!!!” bukkk aku terjatuh dan pingsan.
Aku terbangun dengan kepala yang sakit sangat pusing sangat pusing! Mataku berbayang bayang saat ingin melihat daerah sekitar ternyata aku terjatuh di daerah yang luas, ternyata aku melihat dinosaurus yang sangat besar, untungnya itu dinousauarus herbivora tapi aku kira ini mimpi. Berkali-kali aku mencubit diriku sendiri tetapi ini asli! Aku sangat terkagum menjadi manusia yang pertama melihat dinosaurus hidup, sambil berjalan jalan aku menemukan satu manusia tetapi dia berbeda. Dia menggunakan baju seperti baju orang zaman batu aku merasa penasaran akhirnya aku menyapanya.
“Hai nama aku Rona aku berumur 14 tahun bolehkah aku bertanya?”
Manusia itu berkata. “Hai namaku Zuka aku berumur 13 tahun, apa yang ingin kau tanyakan?”
Aku berkata, “Begini, di mana aku sekarang dan tanggal berapa sekarang?”
“Oh, kau ada di fentersland dan sekarang tahun 1245 (1.000.000 sm)”
“Wah, ajaib sekali aku dari indonesia dan aku dari tahun 2011 sesudah masehi.”
“Oh kamu pasti datang dari portal, maukah kamu aku antarkan pulang? Sambil mengenali hewan dan dinosaurus pada tahun ini!”
“Tentu saja!”
Kami berjalan bersama sambil mengamati hewan dan dinosaurus sekitar Zuka berkata.
“Ini sabertooth tiger dia berukuran 3-4 meter dan berbobot sebesar 90 kg hewan ini adalah hewan predator besar hewan ini adalah hewan karnivora,”
“Wahh! buas dan besar sekali kita harus berhati-hati jika ingin mengamati hewan ini kalau tidak bisa kita jadi mangsanya!”
Hmm, betul juga kita tidak boleh terlalu dekat! oke lanjut ke hewan yang lain!”
“Oke.” sambil berjalan kami menemukan dinosaurus paralititan yang sangat besar sedang minum air.
“Ini dinosaurus paralititan panjang dinosarus ini 28 meter dan berat 1 ton lebih dinosaurus ini dijuluki si leher panjang karena lehernya sangat panjang!”
“Wahh, besar sekali.”
“Betul sekali ayo kita lanjutkan petualangan kita,”
“Ayo.”
Saat kami berjalan aku merasa kelaparan perutku bersuara.
Zuka berkata, “Kamu lapar?”
Aku berkata, “Iya.”
“Oke ayo kita cari makan.”
“Ayo.”
Zuka langsung melihat seekor rusa yang sedang makan rumput, Zuka mengeluarkan panah dan anak panahnya, menetapkan anak panah di panah. Tanpa basa-basi dia langsung menembak anak panahnya ke rusa. Rusa itu perlahan mati. Hari mulai malam kami memutuskan untuk bermalam di gua sambil makan daging bakar rusa. Keesokan paginya kami pergi melintas ke arah sungai. Kami menemukan stomatosuchus sedang berenang.
“Hati-hati dinosaurus itu termasuk predator besar di air jangan terkalu dekat dia bisa memangsa kita.”
“Oke aku mengerti, tapi dinosaurus itu seperti buaya besar.”
“Iya dinosaurus itu berkerabat dengan buaya oleh sebab itu mereka sangat mirip.” kami berjalan menelusuri sungai hingga bertemu lahan luas.
“Tunggu sepertinya aku mendengar suatu. Itu kumpulan rugops sedang berlari!! Lari atau kita terseruduk!!!” kami berlari terengah-engah, tapi kerumunan itu terlalu padat sehingga Zuka terseruduk hingga terlempar ke sungai yang deras.
Aku berkata, “Zukaaaaa.” aku langsung berlari dan loncat ke sungai itu untuk menyelamatkan Zuka untungnya aku bisa berenang. “Zuka! Zuka apa kau baik-baik saja?”
Zuka berkata, “Ya aku baik-baik saja, terima kasih sudah menyelamatkanku.”
“Iya sama-sama.”
Kami berjalanan bersama, kami menemukan sekelompok alanqa terbang. “Itu reptil terbang alanqa panjangnya 4 meter, aku kurang tah beratnya sih.”
Aku berkata, “Tidak apa itu sudah memberi informasi terhadapku.”
“Ok. Terima kasih.”
“Tak perlu berterima kasih.”
Sampai akhirnya kami menemukan gua. Di dalam gua itu ada tombol merah untukku pulang. Zuka berkata, “Ini jalanmu pulang Rona..”
“Terima kasih Zuka telah menuntunku untuk pulang dan mengenaliku tentang dinosaurus dan hewan-hewan, aku akan selalu mengingatmu Zuka, selamat tinggal Zuka.”
Zuka berkata, “Terima kasih aku juga akan selalu mengingatmu daaahh.”
“Daahh.” aku masuk ke portal dan jatuh di lokasi yang sama aku masuk, aku ke luar dari gua itu dan hari sudah sore, aku kembali ke resort di mana aku menetap. Dan petualangan itu berakhir seru.
Cerpen Karangan: M. Rifan Ikl
5.      Sampah

Cerpen Karangan:
Pratiwi Nur Zamzani

“Felly! Lo yakin kita bakalan menciptakan yang begituan? Bukannya temanya flora sama fauna?” tanya Bram yang masih menentang pikiran Felly tentang rancangan baju yang akan mereka garap untuk acara Fhasion Show minggu depan. Menyambut hari jadi kota mereka.
“Tahu, nih! Bukannya itu terlalu menghina jika mereka tahu bahan yang kita buat, Fel!” lanjut Riska yang masih terus berpikir tentang otak Felly yang aneh saat ini.
“Nggak biasanya lo berpikiran rendah seperti ini, Fel! Lagian, lo juga dari mana sih dapet ide begituan?! Kalau lo kena penjara, jangan bawa-bawa nama kita yah, Fel!” lirik Billy sinis.
“Guys, mereka kan tidak membatasi ide yang kita keluarkan! Lagi pula, mereka juga bakalan suka dengan design kita kalau itu benar-benar bagus! Dan, gue yakin itu!”
“Tapi! Ide lo gila Felly! Gue tahu lo adalah anak yang paling baik dalam mendesign baju dibandingkan dengan anak-anak remaja di sekolah ini yang mempunyai kemampuan dalam bidang yang sama. Tapi, apa nggak salah kalau lo bakalan menggunakan sampah untuk bahan pokok dan dasar dari design baju kita?! Terlalu rendahan Felly! Mereka semua memakai bahan kain sutra dan juga pernak-pernik yang mewah! Sedangkan lo? Lo pakai sampah dan kain perca batik! Percuma model kita bagus kalau pakaiannya nggak bagus!” jawab Riska.
“Oke. Gue berani nantangin kalian kalau design gue bakalan jadi yang terbaik! Toh, model kita juga berdarah luar. Lo, tahu kan kalau Larissa berturunan Spanyol. Dia nggak akan malu kalau sedikit membuka pahanya yang mulus dengan gaun ekor panjang dan juga mahkota yang indah. Toh, sandalnya nggak akan polos dengan pernak-pernik itu aja. Gua bakalan menambah pernak-pernik yang akan membuat kakinya lebih anggun dan terlihat seksi. Apalagi, kakinya dia jenjang. Percuma kalau nggak dimanfaatin!”
“Oke, gue akan terima dengan design lo! Tapi, jangan suruh gue untuk belanja bahannya di toko yang telah ditentukan oleh sekolah ini. Malu, Fel kalau ketemu dengan anak desainer kelas lain. Billy aja yang berangkat!” ucap Bram.
“Siapa juga yang bakalan nyuruh lo! Emang lo aja yang bakalan belanja bahan-bahannya? Kita semua kali yang bakalan belanja bahan-bahannya!”
Mereka semua melolot dengan raut wajah memelas. Akan tetapi, Felly tidak mempedulikan mereka semua. Melangkah meninggalkan ruangan bengkel tempat mereka mengerjakan baju itu. Apa boleh buat setelah mereka mendapatkan campakan dari Felly. Mereka membuntuti Felly dari belakang. Menjalankan roda mobil mereka untuk ke toko yang sudah ditentukan dan membeli pernak-pernik yang mereka butuhkan. Sesampainya di sana, ia mendapatkan pemandangan yang sangat eksotis saat desainer saingannya menghampirinya dengan manyakan design miliknya. Tanpa rasa malu, Felly menjawabnya dengan tegas dan percaya diri. Hal tersebut membuat mereka tertawa.
Bagi mereka, Felly yang saat ini ada di depan mereka bukanlah Felly yang mereka hadapi. Mereka mengenal Felly dengan design-design yang glamour dan eksotis. Tentunya, dengan bahan-bahan yang sesuai dengan namanya. Glamour. Harganya pun tidak diragukan untuk menjual satu mobil. Hanya untuk bahan. Belum perlengkapan. Setelah Felly berbelanja, ia menjalankan roda mobilnya ke arah butik mamanya. Mencari kain perca yang ia cari. Yah… kain batik. Berbagai kain batik telah diproduksi oleh butik mamanya untuk berbagai gaun yang mereka ciptakan sendiri. Banyak pegawai yang menanyakan hal tersebut kepada Felly. Karena, bagi pegawai mamanya, Felly tidak pernah datang untuk memungut sampah dari butik itu. Melainkan mencari data kain termahal yang biasa digunakan oleh butik mamanya.
Sedangkan, sekarang sebaliknya. Felly memakai kain batik yang digunakan untuk selipan hiasan gaun saja. Bahkan, Felly memesan ke toko butik mamanya untuk mendatangkan kain perca dari cabang butik mamanya dalam beberapa hari. Tentunya, pegawai mereka menuruti permintaan anak majikannya itu. Sedangkan Bram, Billy dan Riska, mencemaskan design Felly. Mereka takut akan memalukan timnya. Mengingat, namanya yang telah berulang kali terbit di media massa. Serta, design mereka yang berulang kali dicari oleh orang kalangan atas untuk diganti dengan uang. Sesampainya mereka dari perjalanan membeli bahan-bahan yang mereka butuhkan, mereka mulai membuat designnya menjadi benda nyata yang dapat dipakai oleh sang modelnya. Dalam artian lain, mewujudkan sketsa mereka.
Billy menggarap untuk sandalnya. Ia memulai dengan menata burcinya dalam selipan benang yang telah terikat dengan jarumnya. Bram, masih memikirkan mahkota yang tepat bersama Riska. Tentunya, dengan berbagai perdebatan dari keduanya. Akan tetapi, tetap menjadi satu ide pokok untuk mewujudkan hasil perdebatan mereka berdua. Tentunya, dengan pendapat Felly dan Billy. Felly, tidak hanya diam dengan memperhatikan rekan-rekannya bekerja, ia mulai membentuk bunga mawar dari limbah plastik yang ia kumpulkan dari sampah dan mencucinya hingga bersih. Menjahitnya dengan sematan renda emas di sampingnya. Nuansa full colour yang ada dalam bunga plastiknya akan memperindah gaunnya yang penuh bunga dengan batik yang glamour.
“Felly, ada yang kurang bahannya!” seru Bram di tengah ia mulai membentuk pola mahkotanya.
“Apaan?” tanya Felly tanpa menoleh ke arah Bram.
“Lihat gue, dodol!” Felly pun menoleh dan menghentikan mesin jahitnya.
“Nih, lihat sketsa gue sama Riska! Kita butuh bulu berwarna untuk menghias sampingnya. Tentor utara yang ada di samping telinga akan gue kasih warna merah dan biru dengan paduan emas. Untuk pasangan atasnya, gue kasih bulu dengan bentuk helaian daun. Menyematkan burci di sana dengan bunga mawar yang lo contohkan. Sehingga, bisa serasi dengan bajunya.”
“Mana ada bulu berwarna-warni?” sela Billy di tengah ia mengggarap tugasnya.
“Makanya itu, Bil. Itulah kendalanya.”
“Tinggal ganti design lain aja!”
“Enak aja lo, tinggal bilang begitu! Nggak! Gue nggak mau terima tentang begituan! Lo pikir cari ide nggak susah apa? Gue aja ampe debat sama Riska!”
“Iya, iya. Terserah lo, deh! Emang, mau cari bulu di mana? Warna-warni pula! Nyabut bulu bebek dari peternak bebek?! Belum sampai dicabut, lo bakalan kalang kabut sama mulutnya tuh bebek!”
“Makanya itu, bantuin pecahin masalahnya kenapa?! Lo jangan ribut sama tuh sandal! Entar kalau mahkotanya nggak jadi gimana? Kita bakalan pakai jepit biasa? Atau cuma menghias dengan model rambut?! Nggak etis man!”
“Lo punya ide nggak, Fel?” tanya Riska setelah muak mendengar ocehan kedua teman laki-lakinya. Felly hanya terdiam. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Menerawang entah ke mana. Namun, Bram menyadarkannya dengan getakan dan juga sentuhan senggol ke lengan Felly yang tengah bersedekap di depan dadanya.
“Lo kenapa, hah?” tanya Bram. Felly menoleh. Lalu, menggeleng.
“Butik mama lo, kira-kira ada nggak, Fel?” tanya Billy. Felly hanya mengangkat bahunya. Ia tetap memandang benda mentah yang belum jadi yang ada di depannya dengan pikiran yang serius.
“Mungkin ada. Tapi, tidak bulu yang hewan. Melainkan, bulu baju yang biasa digunakan oleh orang luar saat musim dingin selain jaket dan sarung tangan.”
“Bukan, Fel. Gue butuh yang hewan.”
“Rok rame dengan remblehan gaun belakang,” gumam Felly mengelus dagunya frustasi.
“Mahkotanya, kita ganti gimana?” tanya Billy.
“Jangan, gue akan usahakan cari bulunya!” ucap Felly meninggalkan mereka dan kembali berkutat dengan pekerjaannya.
“Oh, ya Bil! Buatin kalungnya yah…” lanjut Felly setelah ia mengingat sesuatu yang kurang.
“Kalung tempel?”
“Yah.. kreasikan sendiri dengan burci lo dan juga bunga yang gue buat.”
Billy pun menghempaskan tubuhnya ke kursi kerjanya. Mendengus napas beratnya dan mengacak rambutnya frustasi. Bram dan Riska tertawa tertahan melihat tingkah Billy. Sedangkan, Felly tenggelam dalam imajinasi pikirannya. 5 jam mereka mengerjakan designnya. Saat jam pulang, Felly masih menyegel teman-temannya untuk mengerjakan tugasnya. Banyak beberapa bagian yang sedikit dirubah. Kebiasaan Felly. Kerja keras tanpa mengenal waktu. Terkadang, Felly membiarkan temannya kelaparan di jam makan mereka. Dan hal tersebut berlalu selama 5 hari. Hingga akhirnya, saat sentuhan terakhir hampir selesai, mereka dikagetkan oleh kabar yang telah didengar oleh Bram. Yah.. temanya adalah fauna dan flora. Mereka tidak memberikan sentuhan tentang itu.
Mereka hanya menggunakan bahan fauna. Bukan seperti fauna. Mengubah mahkota mereka? Tidak mungkin. Waktu mengerjakannya akan lama jika menginginkan hasil yang sempurna. Mereka semua kalang kabut dengan kabar itu. Wajah cemas dan bingung merayap di wajah mereka. Akan tetapi, Felly bersikap tenang dan datar dengan pikiran yang begitu serius. Seakan, pikirannya semakin memanas untuk mencocokkan gaun dan perlengkapannya. Felly berjalan ke arah meja besar. Meja yang biasa mereka gunakan untuk menyusun sketsa. Dan… di sanalah ide Felly muncul. Sayap. Yah.. sayap elang yang terbuka lebar. Dengan warna cokelat yang berpadu putih. Kemucing. Yah.. itulah bahan dasarnya.
Bram pun mulai menggambarnya dengan tangan grafitinya. Sedangkan Billy, ke luar membeli bahan yang dibutuhkan. Riska dan Felly membantu Bram untuk mewujudkan hal tersebut. Bulu mahkota. Sampai sekarang, mereka belum menemukan bulu tersebut. Mereka terus berpikir tentang bulu itu. Hingga akhirnya, mereka menemukan solusinya. Yah… mereka menggunakan bahan kemucing. Mencelupkannya dalam cat, mengeringkannya satu per satu. Kerena, mereka berpikir. Apabila mereka menggunakan bulu yang sama dengan sayapnya, gaun tersebut akan bernuansa mati karena warna yang sama. Sedangkan, gaun yang akan digunakan oleh sang model berwarna color full. Bagaimana tidak, hal tersebut memiliki kendala tersendiri bagi mereka. Sehingga, mereka harus bekerja lebih ekstra dari sebelumnya.
Banyak desainer lain yang menertawakan mereka kerena terlihat kuno saat melihat sematan batiknya. Akan tetapi, mereka belum melihat keseluruhan gaun ciptaan mereka. Felly bersumpah akan kemenangannya. Baginya, gaun ini adalah gaun inovasi pertama bagi Felly. Dalam artian, untuk pertama kalinya Felly menciptakan gaun dari sampah.
Dua hari telah mereka lalui dengan kerja super gila. Hingga tiba saatnya, Larissa berdiri di atas panggung dengan busana paling berbeda. Dengan sentuhan make-up yang membuat matanya tajam serta lipstik merah dengan polesan bentuk di bibirnya, menambah seksi bibirnya. Jalan lurusnya, tegakan dagunya, serta goyangan berbaliknya sama dengan yang Felly ajarkan tanpa ada kesalahan dan merusak pesona ekor gaunnya.
Kalung tempel yang dibuat oleh Billy dengan bahan dasar kain perca dan juga sedikit sentuhan pernak-perniknya, membuat segalanya terlihat sempurna. Saat Larissa telah menampilkan show gaun mereka, pengumuman akan gaun terbaik terlontar. Terdengar jantung mereka berdegup kencang. Berteriak dengan rasa takut dan cemas. Begitu pun dengan Larissa. Copot!!! Jantung mereka terasa copot saat Felly membelalakkan matanya. Kaget dan teguncang saat mahkota penghargaan beserta dengan piala dan bingkisan bunga berada dalam genggamannya. Billy dan Bram menghela napas lega. Sedangkan Riska berteriak gembira dengan memeluk Felly histeris. Mereka merayakan kemenangan ini. Inovasi terbaru untuk tim mereka.
Setelah mereka turun dari panggung, mereka menerima wawancara dari beberapa media sosial yang berebut untuk mendapat jawaban dari Felly tentang batik. Mulai dari kenapa? Mengapa? Bagaimana? Dan dari mana Felly mendapatkan ide batik yang terkesan kuno berubah menjadi glamour saat berada di tangan Felly. Felly hanya menjawab bahwa ia ingin mempertahankan warisan budaya negaranya. Serta, melaksanakan pesan papanya yang telah meninggal. “Jagalah negaramu, dan di sanalah kau menjaga hidupmu. Negaramu adalah napasmu. Negaramu, adalah nyawamu. Dan negaramu adalah cintamu.”
Saat sesi wawancara telah selesai, Felly tengah ditunggu oleh seseorang di ruang sesi pertemuan. Mereka mendapatkan tawaran untuk desainer butiknya di luar negeri. Bahkan orang itu nekat memberikan kehidupan layak di sana bila Felly mau menerima tawaran mereka untuk pergi ke luar negeri setelah lulus SMA. Felly mendiskusikan dengan timnya. Dan, ia memutuskan untuk pergi bersama-sama dengan teman-temannya. Dengan syarat, orang itu harus mau menerima design Felly yang selalu tersemat batik di dalamnya tanpa menghilangkan warisan budayanya. Orang itu setuju dan menandatangani kontrak kerjanya dengan Felly yang berniat untuk mengenalkan batik pada dunia dan menunjukkan keelokan negara Indonesia dengan baju rancangannya.
Cerpen Karangan: Pratiwi Nur Zamzani















DAFTAR PUSTAKA


                                               




0 komentar:

Posting Komentar